Gulat

Pada babak pertama,
Aku ditabrak semangat dan menang,
Ibu ku sorak,
Bagus nak, kamu kuat!
Lalu matahari siang soray senang.

Di babak kedua,
Aku diterobos obsesi dan aku juara,
Bapa ku sorak,
Terus hadapi pertarungan dengan kuat, kamu hebat!
Lalu Sore hari mengelus dada ku, senyum.

Pada babak ketiga,
Aku diterjang bimbang dan kalah,
Hati ku mengerut,
Dan ibu senyum bangkrut,
bapa ikut termangu,
Akhirnya malam mengukir kelam, tunjukan tahta jalan.

Aku dalam perjalanan,
yang asing dan ditinggalkan.
Aku dalam fikiran,
yang disindir juara.
Aku dalam lesu yang putus kekuatan.

Aku dalam jubah yang mangut di sudut.
di ingatkan siang tadi matahari senang,
Aku dipanasi cahaya, yang menggejolak di hati. Aku menang!
dan elusan sore hari pada dada ku agar terobsesi,
Aku lurus menikmati, Aku juara.

Lalu di sudutkan malam saat ingin pejamkan mata,
Ia bilang, aku gulat kelamaan
pada siang yang terhormat dan sore yang anggun.
Aku terjebak,
Hilang.
tanpa pegangan.

Hingga pagi hari,
burung sorak,
Katakan pada ibu mu, bu mari antar aku pulang.
dan sampaikan pada bapa mu,
bekali handuk di pundak mu saat bertarung!
Hingga menang tak perlu gulati hati saat terbang.



Linna Susanti


Leave a Reply