hai bumi
mengerutkan kening,di muka lepas
hai bumi, disitukah tertulis
gambar garis belenggu dosa
disitukah berbaris,air mata mengiris
hai bumi,
ada batang bukan sebagai pohon ku lihat
ada tangkai tak berdaun tersirat
ada tanah terkikis lemah,
musnah punya kita
ada otak tak berfikir ku ingat
itulah di antara kami ternyata
lepas dari kening, keringat menusuk mataku tajam
perih
hai bumi,
kaukah marah pada kami,
tangisan dari keringat yang menubruk mata
surut dalam isakan petarung nasib dan kau
yang terpaksa menggerogoti mu karena gemuruh perut
sedang tangkai tak juga berdaun diatas
dan batang belum juga jadi pohon
untuk patarung hidup di bawahan